
Anak adalah anugerah dari Allah yang diamanahkan kepada orang tua. Kehadiran mereka membawa kebahagiaan, harapan, dan tanggung jawab besar. Di dunia, anak adalah investasi berharga yang akan menentukan masa depan keluarga. Dengan pendidikan yang baik, kasih sayang, dan bimbingan yang benar, anak-anak dapat menjadi pribadi yang sukses, mandiri, dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Orang tua yang mendidik anaknya dengan baik akan merasakan kebanggaan ketika melihat mereka tumbuh menjadi insan yang berakhlak mulia dan memberikan kontribusi positif kepada lingkungan sekitarnya.
Namun, nilai seorang anak tidak hanya sebatas di dunia saja. Dalam Islam, anak adalah aset akhirat bagi orang tua. Doa anak yang saleh dan salehah akan terus mengalirkan pahala kepada orang tua meskipun mereka telah tiada. Anak yang diajarkan untuk mencintai agama dan mengamalkan ajaran-Nya akan menjadi jembatan yang menghubungkan orang tua dengan keberkahan Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Oleh karena itu, mendidik anak bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisiknya, tetapi juga tentang membangun akhlak, iman, dan ketakwaan mereka. Orang tua harus menjadi teladan dalam menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keimanan. Dengan membimbing mereka ke jalan yang benar, anak-anak akan menjadi perhiasan yang tak ternilai di dunia sekaligus sumber kebahagiaan abadi di akhirat. Sesungguhnya, anak adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Jangan lupa untuk selalu mendoakan anak karena doa orang tua untuk anaknya adalah mustajab yang pasti akan dikabulkan oleh Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Beberapa Doa Yang Dapat Diamalkan Oleh Orang Tua Agar Anak Turunnya Menjadi Anak-anak Yang Sholih Sholihah
Ruqyah Syar’iyyah
Pegang dada (dengan tangan kanan) dan kepala (dengan tangan kiri) anak kemudian bacakan surat Al Fatihah. Dengan keutamaan surat Al Fatihah maka InsyaAllah anak anak menjadi lebih baik sesuai dengan harapan orang tuanya. Bisa juga dibacakan doa-doa yang disunnahkan oleh Nabi kita atau ayat-ayat penjagaan seperti Al Ikhlas, An Nas, Al Falaq, ayat Kursi, dan lainnya. Maka dengan keutamaan ayat-ayat tersebut maka Allah akan menjaga anak.
Doa Para ‘Ibadurrahman Dalam Al Quran
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (jiwa) kami, dan jadikanlah kami teladan bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Furqan: 74).
Doa Nabi Zakariya ‘Alaihis Salam
فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
“Anugerahilah kepadaku dari sisi-Mu seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi (ilmu dan kenabian) dari sebagian keluarga Ya’qub. Dan jadikanlah dia, ya Rabbku, seorang yang diridhai di sisi-Mu” (QS. Maryam: 5-6).
Beliau ‘Alaihis salam juga berdoa,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Ya Tuhanku, anugerahilah kepadaku dari sisi-Mu seorang anak yang shalih. Sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan doa” (QS. Ali-‘Imran: 38).
Doa nabi Ibrahim dan Ismail ‘Alaihimas Salam
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) di antara anak keturunan kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu” (QS. Al-Baqarah: 128).
Doa Khalilullah Ibrahim ‘Alaihis Salam
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih” (QS. Ash-Shaffat: 100).
Demikian pula doa beliau yang lain,
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan dari anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku” (QS. Ibrahim: 40).
Beliau juga berdoa,
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala” (QS. Ibrahim: 35).
Perhatikan pula doa Nabi Ibrahim tatakala telah mencapai usia matang yaitu usia 40 tahun,
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku” (QS. Al-Ahqaf: 15).
Jangan Doakan Keburukan Untuk Anak
Tidak selayaknya orang tua mendoakan keburukan untuk anaknya. Doa keburukan akan menimbulkan bahaya dan merusak anak. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mendoakan keburukan bagi anak, karena ini bertentangan dengan akhlak Islam dan menyelisihi cara pendidikan yang diajarkan para nabi. Bahkan ini jauh dari metode nubuwah dalam mengajak manusia kepada Islam. Sampai-sampai Nabi ketika berdakwah di Thaif dan mendapat perlakuan buruk, beliau tidak mendoakan keburukan bagi mereka dan keturunan mereka. Beliau bahkan beraharap kepada Allah seraya bersabda,
أرجو أن يُخْرِجَ اللَّهُ مِن أصلابِهِم مَن يعبدُ اللَّهَ
“Aku berharap kepada Allah semoga akan lahir dari tulang sulbi mereka keturunan yang senantiasa menyembah hanya kepada Allah.”
Dan Allah pun merealisasikan harapan baginda Nabi.
Oleh karena itu, Nabi pun melarang untuk mendoakan keburukan bagi anak melalui sabda beliau,
لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ، فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, dan juga untuk anak-anak kalian, atau harta kalian. Jangan sampai kalian menepati suatu waktu yang pada waktu itu Allah Subhanahu wa Ta’ala diminta sesuatu lantas Dia kabulkan doa kalian tersebut” (HR. Muslim).
Demikian, semoga bermanfaat dan menjadi pengingat serta motivasi bagi kita untuk terus senantiasa mendoakan dan mengulang-ulang doa kebaikan untuk anak-anak kita.
BACA JUGA:
AKUPUNTUR SANGAT EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN
Konsultasi dan Bimbingan Islam silahkan hubungi kami dengan KLIK di bawah ini:
